Bertengkar Boleh, Asal..

Anak mana sih yang tak pernah bertengkar? Seringkali orang tua mendengar 

“Ma…dedek jambak rambutku nih!”, 

“Paa..kakak nakal umpetin mainanku!”. 

Pertengkaran ini pun berlanjut hingga ada yang menangis, ada yang berteriak ada yang ngambek di pojokan kamar dan lain sebagainya.  

Semakin besar, anak-anak tentu akan terlibat banyak pertengkaran dengan orang lain. Baik dengan saudara sendiri, dengan teman, atau bahkan dengan orang tuanya. Pertengkaran ini wajar kok terjadi dalam kehidupan anak. Orang tua tak bisa terus menerus melarang anak bertengkar karena toh, pertengkaran adalah hal wajar dan tak terelakkan. 

Hal yang paling penting dalam menghadapi pertengkaran anak ini adalah memberikan anak pemahaman bahwa bertengkar juga ada aturannya. 

Loh, kok malah didukung sih?

Bukan bermaksud untuk mendukung anak terus bertengkar, namun sebagai orang tua kita perlu mengarahkan dan memberi batasan bahwa “bertengkar” juga ada aturannya. Apa saja sih aturan bertengkar yang perlu orang tua jelaskan pada anak?

Aturan Bertengkar untuk Anak

  • Berikan Batasan Saat Anak Bertengkar

Ya, bertengkar memang ada batas dan aturannya. Beberapa batasan yang perlu dijelaskan pada anak misalnya tetap memperlakukan orang lain dengan hormat, pelankan suara saat bertengkar (tidak perlu sampai teriak-teriak), segera minta maaf jika sudah menyakiti perasaan orang lain. Jelaskan juga pada anak bahwa hindari melempar atau menggunakan kekerasan fisik selama bertengkar dengan orang lain. Jangan lupa ingatkan anak untuk melakukan bullying selama bertengkar.

Aturan anak bertengkar

  • Bantu Anak Terhindar dari Perselisihan

Pertengkaran tidak harus dalam bentuk saling teriak dan menyakiti hati orang lain. Jelaskan pada anak bahwa ia masih bisa memilih untuk menghindari pertengkaran, dengan menawarkan solusi, menghindari pertengkaran dengan menghindari situasi tersebut atau memahami apa yang diinginkan orang lain. 

Misalnya saja saat kakak menginginkan mainan milik adik, maka adik bisa meminjami permainan tersebut, asal kakak memintanya dengan baik dan tidak merebut paksa. Situasi ini akan membuat anak terhindar dari pertengkaran yang tak berujung.  

  • Menentukan Pilihan 

Seperti yang dikatakan pada poin sebelumnya bahwa anak bisa memilih untuk bertengkar ataupun tidak. Selalu ingatkan anak untuk mengambil time out atau waktu sejenak untuk meredakan emosinya. Anak juga bisa menghindari situasi yang membuatnya emosi dengan pergi ke suatu tempat. 

Parents juga bisa meminta pada anak untuk mendengarkan penjelasan orang lain, sehingga ia memahami situasi yang membuat pertengkaran terjadi dan bisa berpikir lebih logis. Berpikir logis saat pertengkaran sedang terjadi bisa membantu anak untuk bersikap lebih tenang. 

  • Minta Bantuan 

Aturan bertengkar lainnya adalah ingatkan anak untuk meminta bantuan saat pertengkaran tidak menemukan solusi. Anak-anak bisa meminta bantuan pada orang tua atau guru untuk membantu menyelesaikan pertengkaran yang terjadi dengan saudara maupun dengan teman. 

Siapa bilang anak tidak boleh bertengkar? Anak boleh-boleh saja bertengkar asalkan memahami beberapa aturan pertengkaran. Beberapa aturan di atas perlu dipahami oleh anak loh, Parents!

Baca juga:

  1. Kontrol Diri Sebelum Marah Pada Anak? Ini Caranya!
  2. Ingin Anak Terus Akur? Stop Lakukan 6 Hal Ini!

Rekomendasi Kelas Online Bersama Ahli : Arina Pramudita, M.Psi., Psikolog

Saat Kakak Adik Berantem, Apa yang Harus Dilakukan?

Bagaimana Menurut Anda?
+1
1
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket