Emotional Eating : Makan Sebagai Pelarian

08 Desember 2021

Setiap orang tentunya mengalami perubahan emosional yang berbeda-beda. Mulai dari sering merasa bosan, kesepian atau kelelahan. Lalu, jika emosi-emosi tersebut datang, bagaimana cara Anda melampiaskan emosi? Apakah dengan menonton film? Berkebun? Atau berusaha mengatasi emosi dengan banyak makan?

Melampiaskan emosi melalui makanan sering disebut sebagai emotional eating. Emotional Eating adalah keadaan dimana seseorang mengkonsumsi makanan bukan karena rasa lapar melainkan sebagai respon terhadap perasaan. Lalu, kenapa emotional eating bisa dialami oleh seseorang?

Setiap orang pernah mengalami berbagai pengalaman terkait makan atau minum yang menyenangkan. Misalnya pengalaman makan makanan yang disukai, minum es krim rasa favorit, bahkan pengalaman mengkonsumsi obat-obatan yang membuat tubuh menjadi lebih segar.

Nah, semua pengalaman menyenangkan ini kemudian disimpan dalam otak. Saat seseorang, mengalami emosi yang tidak menyenangkan, seperti stres, bosan, kesepian, kemarahan atau kelelahan, bagian otak yang bertanggung jawab atas emosi (sistem limbik) menafsirkannya sebagai rasa sakit yang berpotensi mengancam kelangsungan hidup seseorang.

Kemudian, otak akan mencoba mengalihkan perhatian seseorang dari emosi yang tidak menyenangkan ke pengalaman yang menyenangkan dengan cara mengakses memori menyenangkan yang sudah disimpan oleh otak.

Pengalaman menyenangkan seseorang tentu berbeda-beda. Bagi seseorang yang mengalami emotional eating, sudah pasti ia memiliki pengalaman menyenangkan berupa “makan”.

Kebanyakan perempuan mengalami emotional eating, beberapa diantaranya muncul setelah memiliki anak. Kemungkinan karena pengalaman menyenangkan yang disimpan dalam otak yang bisa dilakukan setelah melahirkan adalah kegiatan makan dan bukan jalan-jalan dengan teman sama seperti saat sebelum memiliki seorang anak.

Penyebab emotional eating

 

Beberapa Emosi yang Anda Alami Pasca Melahirkan

  • Bosan

Memiliki bayi mungkin hal yang paling indah dalam hidup Anda, namun merawatnya adalah perkara lain. Tiap hari melakukan kegiatan yang sama, seperti mengganti popok, menyusui, mencuci popok, bahkan bangun di tiap malam karena bayi Anda kelaparan. Semua aktivitas ini akan membuat Anda mengalami kebosanan. Apalagi jika Anda mulai mengingat semua hal yang bisa Anda lakukan dulu sebelum memiliki bayi. Mulai dari jalan dengan teman, nonton, nongkrong, bahkan pergi ke tempat-tempat wisata favorit Anda.

  • Kesepian

Kesepian bisa menjadi salah satu emosi yang Anda rasakan pasca melahirkan. Bagaimana tidak, Anda akan mengambil cuti sejenak dari perusahaan dan mulai mengurus bayi. Situasi seperti ini pun harus menjauhkan Anda dari kehidupan sosial dengan teman-teman.

  • Kemarahan

Ibu yang sudah melahirkan memang cukup sensitif, sehingga sering kali marah. Banyak hal yang memicu kemarahan, mulai dari cucian yang tidak kering di musim penghujan, waktu tidur karena harus begadang tiap malam menyusui bayi, hingga cibiran teman tentang bentuk tubuh yang berubah pasca melahirkan.

  • Stress

Stres cukup banyak dialami oleh sebagian besar Ibu muda. Perubahan situasi yang dirasakan membawa tekanan dalam kehidupannya. Kebanyakan Ibu muda memang harus menyerap berbagai macam informasi baru tentang kehidupan pernikahan, hingga cara merawat bayi.

  • Kelelahan

Jadi Ibu baru memang sangat melelahkan. Banyak hal yang harus diurus tiap harinya. Mulai dari menyiapkan sarapan bagi suami, mengurus bayi hingga rumah tentunya akan membuat Anda kelelahan. Nah, kelelahan inilah yang cukup sering membuat seseorang melampiaskannya melalui makan berlebih (emotional eating).

Menjadi seorang Ibu memang sungguh melelahkan dan penuh dengan tantangan. Banyak dari Ibu-Ibu yang mengalami perubahan emosi. Untuk itu Anda perlu “Me Time” agar emosi yang sedang dirasakan mereda. Namun, “me time” tidak selalu dihabiskan dengan cara emotional eating.

Alih-alih menjadi emotional eater, sebaiknya usahakan untuk tenang dan mulai tanyakan beberapa hal berikut ini

1. Apakah saya benar-benar perlu makan sekarang?

2. Apakah saya membuat pilihan terbaik bagi tubuh saya?

3. Apakah dengan makan akan membuat saya merasa nyaman dan lebih tenang?

Jika Anda memang benar-benar perlu mengalihkan emosi dengan makan, maka lakukanlah beberapa trik berikut ini agar makanan yang Anda makan tidak merusak diet.

1.Buatlah tanda-tanda khusus seperti motivasi agar Anda tetap dalam koridor program diet makanan tertentu, Misalnya, jauhi makanan manis, jauhi junkfood dan lain sebagainya.

2. Buatlah camilan sehat rendah lemak dan gula.

3. Hindari berbelanja soda dan taruhlah minuman sehat di dalam lemari es Anda, misalnya jus buah atau sayur yang dibuat sendiri.

4. Hindari berbelanja makanan manis seperti aneka kue atau coklat.

Emotional eating memang bisa dialami siapa saja. Untuk itu cobalah berbagai macam cara untuk mengendalikannya. Jangan sampai emosi yang Anda rasakan justru memicu berbagai macam penyakit pada tubuh Anda. Beberapa cara di atas bisa digunakan sebagai referensi agar Anda terhindar dari emotional eating.

  1. Perlukah Me Time untuk Mama?
  2. Postpartum Depression atau Baby Blues?
Bagaimana Menurut Anda?
+1
12
+1
3
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket