Hindari Hal-Hal Ini dalam Mengasuh Anak, Atau Anda Akan Menyesal

Jika Anda memiliki mesin waktu dan bisa kembali pada saat baru pertama kali memiliki anak, maka apa sih yang ingin Anda lakukan? Hal apa saja yang kira-kira ingin Anda ubah dari pola asuh terhadap anak? Atau, adakah hal yang Anda sesali dari pola asuh yang diterapkan pada anak dulu?

Beberapa orangtua cukup menyesal tentang pola asuh yang pernah diterapkan pada anak. Banyak yang menyangka bahwa pola asuh yang diterapkan pada anak sejak kecil mampu membuat anak sukses saat dewasa. 

Sayangnya, tidak semua anak bisa sukses dengan pola asuh tersebut. Beberapa anak bahkan mengalami kehidupan yang cukup kacau karena penerapan pola asuh yang salah sejak dini. 

Berikut Beberapa Pola Asuh yang Disesali Orangtua 

  • Terlalu Sering Memarahi dan Menghukum Anak

Terlalu sering memarahi anak, terlalu sering menghukum anak atau terlalu ketat pada anak adalah beberapa hal yang sangat disesali sebagai orangtua. Sebagian orangtua beranggapan bahwa memarahi anak atau menghukum anak adalah cara terbaik untuk mendisiplinkan mereka. 

Padahal, terlalu sering memarahi dan menghukum anak justru membuat hubungan antara orangtua dan anak semakin memburuk. Menghukum anak saat mereka mendapat nilai yang buruk juga bisa menghancurkan semangat belajarnya sejak dini.

Oleh karena itu, sebaiknya cukup hukum atau marahi anak apabila ia benar-benar melakukan kesalahan yang fatal. Tapi ingat bahwa hukuman dan cara Anda memarahi anak semata-mata hanya agar anak memahami kesalahannya dan tidak mengulanginya kembali. Artinya, memarahi anak boleh saja, asal Anda tahu batasan memarahi anak.

  • Melewatkan Momen Berharga Anak

Jika waktu diputar kembali mungkin banyak orangtua yang akan mengikuti semua momen berharga anak-anak. Inilah penyesalan yang paling sering dirasakan orangtua, yaitu melewatkan momen berharga anak. Alasannya karena orangtua sibuk bekerja, atau sibuk mengurus urusan  lainnya. 

Nah, sebelum penyesalan ini tiba sebaiknya luangkan waktu untuk anak sesibuk apapun pekerjaan Anda. Gunakan waktu luang Anda untuk bermain bersama anak, mengajak anak mengunjungi kakek dan nenek, mengajak anak pergi ke museum dsb. Perhatikan anak sebaik mungkin agar Anda tidak menyesal di kemudian hari.

  • Tidak Bermain Cukup Kreatif Bersama Anak

Siapa sih yang tidak suka bermain bersama anak? Hampir semua orangtua senang bermain dengan anak. Sayangnya, banyak orangtua yang tidak memahami permainan-permainan kreatif dan edukatif yang bisa menunjang kecerdasan anak. 

Misalnya, alih-alih terus bermain boneka bersama anak, akan lebih baik orangtua mengajak anak mencoba melukis, bermain dengan playdough atau permainan lain yang mengasah daya kreativitas dan imajinasinya. 

  • Tidak Banyak Mengabadikan Foto dan Video Bersama Anak

Bagi Anda yang senang mengabadikan momen kebahagiaan anak melalui foto dan video, maka lanjutkan kebiasaan tersebut karena momen yang terjadi saat ini tidak bisa terulang kembali. Sebaiknya kumpulkan foto dalam satu album foto yang nantinya bisa dilihat kembali oleh anak saat dewasa kelak. 

Sebaiknya jangan abadikan foto atau video yang memiliki dampak buruk bagi kenangan anak. Hindari juga mengunggah foto dan video tersebut di sosial media secara berlebihan karena jejak digital akan sangat sulit dihapus.

  • Tidak Memberi Kesempatan Pada Anak untuk Berpendapat

Banyak orangtua yang beranggapan bahwa pendapatnya lah yang paling benar. Padahal tidak ada salahnya Anda juga mendengarkan pendapat anak. Sebaiknya beri anak kesempatan untuk berpendapat akan suatu hal. Tujuannya agar anak belajar memecahkan masalah yang sedang terjadi.

Apabila pendapat anak dirasa belum cukup menyelesaikan masalah maka Anda bisa mengkoreksi atau menambahkan pendapat lain. Lakukan diskusi secara terbuka agar permasalahan yang dihadapi bisa diselesaikan dengan baik.

 

  • Orangtua Tidak Menikmati Berdiskusi dengan Anak

Beberapa orangtua mungkin tidak terlalu menikmati berdiskusi dengan anak sehingga semua pendapat anak tidak pernah didengarkan. Namun, saat anak beranjak dewasa kelak, mereka juga akan melakukan hal yang sama pada orangtua. Hal ini tentu saja membuat Anda merasa sedih bukan?

  • Orangtua Tidak Mengajarkan Keuangan Pada Anak dengan Baik

Mengajarkan anak mengelola keuangan sejak kecil memang sangat diperlukan. Itulah mengapa orangtua harus serius dan teliti dalam mengajarkan anak tentang keuangan. Jangan sampai anak salah langkah dalam belajar keuangan sehingga menjadi anak yang boros dan matrealistis saat dewasa nanti.

  • Tidak Membuat Anak Bahagia

Setiap orangtua tentu saja ingin membahagiakan anak. Sayangnya tak banyak yang tahu bagaimana cara membahagiakan anak. Anak-anak tidak butuh banyaknya mainan atau banyaknya uang dari orangtua. Tapi, mereka lebih butuh perhatian Anda sebagai orangtua. Hal inilah yang sering disesali oleh orangtua saat anak dewasa, yaitu tidak bisa membahagiakan anak saat masih kecil.

  • Tidak Konsisten

Pernahkah Anda melarang anak pertama untuk tidak main smartphone saat makan malam, sedangkan memperbolehkan anak bungsu Anda untuk bermain smartphone dengan alasan ia masih kecil?

Kebiasaan Anda yang tidak konsisten ini sebenarnya tidak baik dampaknya bagi anak-anak. Sebaiknya berikan aturan yang tegas, jelas dan konsisten pada semua anak. Artinya, jika Anda melarang salah satu anak menggunakan smartphone saat makan malam, maka Anda juga harus melarang anak-anak yang lain menggunakannya. Terlebih Anda juga tidak boleh menggunakan smartphone pribadi di saat makan malam.

  • Terlalu Fokus Pada Nasehat Orangtua Lain

Bagi orangtua baru, nasehat pola asuh orangtua lain yang lebih “senior” bisa dibilang seperti “buku panduan” yang harus dipatuhi. 

Padahal, saran dari orangtua lain tidak selamanya bisa diterapkan pada anak Anda karena setiap anak itu berbeda dan unik. Anda tidak bisa menyamakan pola asuh orangtua lain dengan pola asuh Anda di rumah. Hal inilah yang sering luput dari perhatian orangtua, sehingga mereka menyesal di kemudian hari.

Menjadi orangtua memang sulit. Masih banyak orangtua yang merasa kebingungan pola asuh apa saja yang paling cocok untuk anak. Orangtua juga merasa khawatir bahwa keputusan yang diambilnya ternyata memiliki dampak buruk pada anak. 

Nah, agar Anda tidak salah jalan dan menyesal di kemudian hari, maka pahamilah beberapa poin di atas. Gunakan kesempatan Anda untuk memperhatikan dan merawat anak dengan penuh kasih sayang sejak sekarang.

Ingin menambah ilmu pengasuhan lebih mendalam? Yuk, ikuti Workshop Online berikut ini. Klik poster untuk pendaftaran

Baca juga:

  1. Mari Kita Bertanya, “Sudahkah Anak Bahagia?”
  2. Apa Sih yang Dibutuhkan Anak dari Orangtuanya?
Bagaimana Menurut Anda?
+1
2
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket