Jangan Salahkan Screen Time : Bijak Dalam Hidup Digital

Seberapa sering Anda memeriksa layar smartphone dan melihat pemberitahuan ada yang menyukai postingan di instagram? Atau sekedar menunggu dengan sedikit was-was balasan pesan teman melalui whatsapp?

Jika jawabannya “sering”, bahkan tidak bisa mengingat berapa kali hal itu terjadi — Anda tidak sendirian.  

Banyak dari kita, mungkin hampir 24 jam selama 7 hari selalu terpaku memeriksa layar gadget atau screen time. Padahal, di sisi lain sebagai orang tua, kita cukup cerewet meminta anak untuk jauh-jauh dari gadget. Setidaknya, kita sendiri memberikan aturan berapa lama anak boleh berada di depan layar. 

Alasan sederhana dari situasi ini karena pekerjaan kita menuntut harus berada di depan layar. Tapi, apakah Anda sadar bahwa screen time nyatanya sudah merebut waktu me-time kita. Setidaknya, merebut kesempatan untuk hanya bersama diri sendiri atau bersama dengan pikiran kita sendiri. 

Sebuah studi dilansir dari ncbi (The National Center for Biotechnology Information) dengan melibatkan sukarelawan usia 18-77 tahun, meminta mereka duduk selama 15 menit tanpa gangguan dari luar (gadget). Hasilnya, lebih dari separuh peserta mengaku tidak suka sendirian dengan pikiran mereka. 

Studi lain menyebutkan bahwa rata-rata orang Amerika menghabiskan lebih dari sepuluh jam sehari untuk melihat layar — menyisakan sedikit waktu yang berharga untuk interaksi dan bermain dengan orang sekitar.

Dari studi tersebut bisa dipahami bahwa, meski sebagian besar pekerjaan kita berkaitan dengan screen time — kita juga perlu jujur bahwa kita “kecanduan dengan screen time”.

Lalu, bagaimana dengan anak-anak? Apakah mereka juga sudah kecanduan screen time?

Victoria Dunckle, seorang psikiatri telah merumuskan beberapa pertanyaan untuk memeriksa apakah anak cenderung kecanduan screen time. Beberapa pertanyaan berikut bisa Anda gunakan untuk memeriksa:

  1. Apakah anak Anda mudah tersinggung saat waktunya di depan layar sudah habis?
  2. Apakah anak tidak menikmati aktivitas selain di depan layar?
  3. Apakah anak lebih suka berinteraksi online daripada tatap muka secara langsung?

Jika kebanyakan jawaban dari pertanyaan di atas adalah “iya” maka anak Anda tidak sendiri. Di luar sana, puluhan bahkan jutaan anak juga mengalaminya. 

Nah, meskipun kecanduan screen time memiliki dampak negatif seperti kurangnya bonding dengan orang tua, peningkatan berat badan, resiko terpapar perilaku negatif dari tontonan “dewasa” meningkat, hingga kurangnya waktu tidur — kita tidak bisa melarang anak memiliki waktu di depan layar (screen time) bukan?

Dan ternyata tidak semua screen time berdampak negatif bagi anak. Banyak dampak positif yang diperoleh anak dari screen time

Misalnya, ada banyak peluang untuk pertemanan dan penemuan budaya secara online. Anak juga bisa berkomunikasi dengan beberapa orang dari negara lain, etnis, dan agama lain. Dengan begitu mereka lebih terbuka terhadap perbedaan individu lain.

Belum lagi bagi anak yang mengalami keterbatasan atau disabilitas. Screen time membantu mereka untuk mengeksplorasi dunia lebih luas, yang mungkin tidak bisa dilakukan sebelumnya. 

Sebagai orang tua, kita tentu tidak ingin menghilangkan screen time untuk anak-anak dan membuat mereka tinggal di gua. Yang wajib dilakukan sebagai orang tua adalah mendorong anak menggunakan perangkat lunak tersebut atau waktu di depan layar dengan cara yang “bijak”.

Bagaimana Caranya?

1. Tidak Masalah untuk Tidak Dapat Dijangkau 

Seberapa sering Anda membawa smartphone saat sedang makan atau membantu anak belajar? Dan, seberapa sering anak terus memeriksa pemberitahuan whatsapp saat mereka sedang mengerjakan tugas? 

Padahal, di saat tertentu kita perlu “tidak dapat dijangkau” oleh teman, atau orang lain. Istilah disconnect to connect (tidak terhubung, untuk terhubung) rasanya cocok untuk situasi ini. 

Maka, ajarkan anak untuk membisukan nada dering pemberitahuan pesan atau telepon saat sedang belajar. Atau, bagi Anda sendiri, menonaktifkan pemberitahuan email, pesan singkat lainnya saat sedang bekerja, menemani anak mengerjakan tugas sekolah, bahkan menjelang waktu tidur. 

2. Membangun Area Sunyi 

Cara lain yang bisa Anda dan anak lakukan untuk menggunakan screen time secara bijak adalah dengan membangun area sunyi di dalam rumah. Alih-alih membuat “area terlarang untuk screen time yang terkesan negatif untuk anak, gunakan parafrase lain yang terkesan lebih positif. 

Ingatkan diri Anda sendiri untuk tidak menggunakan gadget di area yang telah disepakati bersama. Untuk anak usia dini, Anda bisa memberikan screen time dari jam 11-12 siang, selain itu gunakan waktu anak untuk membuat kerajinan tangan, bermain permainan edukatif lainnya, atau membaca. Anda juga bisa mengumpulkan gadget satu jam sebelum waktu tidur, kemudian mulai waktu untuk mendongeng atau membacakan cerita untuk anak-anak. 

Beberapa orang tua mungkin melarang screen time selama di dalam mobil, sedangkan orang tua lainnya hanya mengizinkan screen time selama di mobil untuk anak-anak. Namun kembali lagi, semua bergantung pada kesepakatan Anda bersama pasangan dan mungkin anak-anak. Beberapa orang tua mungkin mengizinkan screen time di akhir pekan, namun tetap membatasi saat waktu makan atau berkumpul bersama keluarga. 

Pada dasarnya, tentukan “free screen time zone” dan berikan pemahaman ini pada anak sehingga mereka paham bahwa waktu kebersamaan keluarga lebih utama daripada waktu di depan layar (screen time). 

3. Buat Rencana Cadangan Lain 

Alih-alih terus terpaku dengan screen time, Anda dan anak bisa memanfaatkan screen time secara bijak dengan membuat rencana cadangan lain tiap harinya. Misalnya membuat aktivitas berkebun bersama anak, membersihkan area bermain anak, mengajak anak menyiapkan makan malam di kebun belakang rumah bersama anggota keluarga lain, dan aktivitas menyenangkan lainnya yang pasti disukai anak-anak daripada hanya duduk dan ‘scrolling’. 

Jangan lupa, agar aktivitas lain yang Anda rencanakan berjalan lebih menyenangkan, ajak anak ngobrol dan bercanda tentang banyak hal. Aktivitas ini juga bermanfaat untuk memperkuat bonding Anda dengan anak. 

4. Ubah ‘Pengaturan’ di Dalam Rumah

Cara lain yang bisa Anda lakukan bersama keluarga untuk bijak dalam screen time adalah dengan mengubah pengaturan di dalam rumah. Misalnya, tempatkan tv, atau alat elektronik lainnya di sudut ruangan. Penempatan ini berfungsi agar kegiatan anggota keluarga tidak berpusat pada screen time (tv atau komputer yang diletakkan di tengah ruangan). Sebagai gantinya, Anda bisa menempatkan permainan anak, atau buku-buku bacaan di area yang mudah dijangkau oleh seluruh anggota keluarga. 

Tips untuk Parents!

Sebagai orang tua kita seringkali kehabisan ide untuk memulai mengajak anak melakukan aktivitas selain screen time. Beberapa ide ajakan berikut bisa Anda coba gunakan. 

  • Sepertinya kita butuh sedikit olahraga sekarang. Mau mencobanya bersama Ibu?
  • Ayah rasa game ini kurang cocok untuk anak seusiamu. Bagaimana kalau kita cari game lainnya?
  • Adik lincah sekali main game sepak bolanya, bagaimana kalau kita keluar dan mencoba menendang bola bersama?

Jadi, sebenarnya bukan screen time kita dan anak-anak yang salah selama ini, namun bagaimana kita dan keluarga menggunakan waktu di depan layar (screen time) secara bijak. Beberapa tips di atas bisa Anda coba terapkan untuk keluarga di rumah.

Dan, jangan lupa ikuti tanya kelas online berikut ini untuk me-reset screen time dengan tujuan menyusun ulang waktu anak di depan layar. Klik poster berikut ini untuk pendaftaran 

Baca Juga:

  1. Aturan Screen Time di Saat E-Learning
  2. Hindari Gangguan Pendengaran, Batasi Penggunaan Handphone Anak 
Bagaimana Menurut Anda?
+1
6
+1
1
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket