Tak Semua Buah Jatuh Dekat dengan Pohonnya. Memahami Children Need

“Tak semua buah jatuh dekat dari pohonnya”

Ya, jika selama ini kita mengenal bahwa anak-anak itu mirip dengan orang tuanya, maka kita perlu mengoreksinya kembali. Sebab, di era digital yang berbeda dengan masa kecil kita dulu, nyatanya anak-anak menghadapi dunia yang semakin penuh dengan tantangan. Dunia yang berbeda dengan dunia kita dulu, dunia yang mampu membuat anak merasa tertekan, menarik diri dari teman-teman, hingga tak terhubung dengan keluarga. Khususnya jika kita tak mendampingi dan menghiraukan kebutuhan emosi anak-anak.

Pengabaian emosi anak-anak sangat berpengaruh pada kehidupannya saat dewasa kelak. Sebagai contoh, saat anak-anak mengeluh tentang perilaku temannya pada orang tua, kemudian orang tua menganggap itu hal yang biasa dan mengabaikannya, maka saat dewasa kelak anak-anak mungkin tak akan meminta bantuan pada orang lain jika mengalami hal serupa. Lebih jauh lagi, ia  akan menyimpan semua masalahnya sendiri hingga berpengaruh pada kesehatan mentalnya. 

Efek dari pengabaian emosional pada anak-anak bisa sangat halus. Mungkin sulit bagi orang tua untuk mengetahui bahwa mereka telah mengabaikan  anak-anak secara emosional. Padahal memahami gejala pengabaian emosional pada anak-anak, adalah hal yang penting, baik untuk anak dan orang tua.

Bagaimana pengabaian emosional mempengaruhi anak-anak?

Gejala pengabaian emosional masa kanak-kanak dapat berkisar dari yang halus hingga yang jelas. Sebagian besar kerusakan akibat pengabaian emosional pada awalnya tidak terlihat. Namun, seiring waktu, efeknya mungkin mulai muncul.

Gejala pengabaian emosional yang paling umum pada anak-anak meliputi:

• Depresi
• Kecemasan
• Gagal untuk berkembang
• Hiperaktif
• Agresi
• Keterlambatan perkembangan
• Rendah diri
• Penyalahgunaan zat
• Menarik diri dari teman dan aktivitas
• Tampak tidak peduli atau acuh tak acuh
• Menghindari kedekatan emosional atau keintiman

Bagaimana pengabaian emosi masa kanak-kanak mempengaruhi orang dewasa?

Orang-orang yang diabaikan secara emosional ketika anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa yang harus menghadapi konsekuensinya. Karena kebutuhan emosional mereka tidak divalidasi sebagai anak-anak, mereka mungkin tidak tahu bagaimana menangani emosi mereka ketika itu terjadi.

Efek paling umum dari pengabaian emosi masa kanak-kanak di masa dewasa meliputi:

• Gangguan stres pascatrauma
• Depresi
• Ketidaktersediaan emosional
• Meningkatkan kemungkinan untuk gangguan makan
• Menghindari keintiman
• Merasa kosong
• Tidak mampu disiplin
• Merasa bersalah dan malu
• Kemarahan dan perilaku agresif
• Kesulitan mempercayai orang lain atau mengandalkan orang lain

Orang dewasa yang mengalami pengabaian emosional masa kanak-kanak juga dapat menjadi orang tua yang mengabaikan anak-anak mereka secara emosional. Karena tidak pernah mempelajari pentingnya emosi mereka sendiri, mereka mungkin tidak tahu bagaimana memupuk emosi pada anak-anak mereka.

Bagaimana mengatasi pengabaian emosi ?

1. Lakukan Terapi 

Psikolog atau terapis dapat membantu anak belajar mengatasi emosinya dengan cara yang sehat. Jika seorang anak terbiasa menekan emosinya, mungkin sulit untuk mengenali dan mengalami emosi dengan cara yang sehat.

Demikian juga, untuk orang dewasa, bertahun-tahun menekan emosi dapat menyebabkan kesulitan mengekspresikannya. Terapis dan profesional kesehatan mental dapat membantu anak-anak dan orang dewasa belajar mengidentifikasi, menerima, dan mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sehat.

2. Ikuti Kelas Parenting 

Orang tua yang mengabaikan kebutuhan emosional anak mereka dapat mengambil manfaat dari kelas pengasuhan anak. Kursus-kursus ini membantu orang tua dan pengasuh mempelajari keterampilan yang diperlukan untuk mengenali, mendengarkan, dan menanggapi emosi anak

Baca Juga:

1.  Merespon Sikap Tidak Hormat Anak
2.  6 Perilaku Anak yang Tidak Boleh Dimaklumi

Share with love