Wajib Tahu! Ketakutan Berdasarkan Usia Anak

“Kucing itu kenapa sih Mah, ngikutin aku terus! Kan aku jadi takut!”

Siapa nih yang sering takut dengan hewan seperti kucing, anjing, atau kecoa? Ya, rasa takut memang bisa menghampiri siapa saja khususnya anak-anak. Mulai dari takut hewan tertentu, objek tertentu, hingga takut mendengar suara keras seperti suara ledakan kembang api. 

Nah, tahukah Parents bahwa ketakutan anak itu bisa diketahui melalui usianya? Misalnya, hal apa saja sih yang biasanya ditakuti anak saat berusia 5-6 tahun? Dan, apakah ketakutan anak saat berusia 9-12 tahun itu sama seperti saat ia berusia 5-6 tahun?

Yuk, kita pahami berbagai macam ketakutan yang dirasakan oleh anak sesuai dengan usianya berikut ini!

Rasa Takut Sesuai Usia Anak

0-6 Bulan

Bayi juga bisa merasa takut. Biasanya bayi merasa takut dengan suara keras yang tak terduga dan mengejutkannya. Tak hanya itu, saat bayi kehilangan kontak fisik, pendengaran ataupun visual dengan orang dewasa di dekatnya, bayi juga menunjukkan rasa takut. 

Hal ini disebabkan karena bagian dalam otak bayi yang bertanggung jawab terhadap objek permanen belum sepenuhnya berkembang. Saat bayi kehilangan kontak dengan seseorang, maka bayi belum tahu bahwa orang tersebut akan kembali untuknya. 

7-12 Bulan

Pada usia ini, anak sudah menunjukkan pemahaman terhadap objek permanen. Anak memahami bahwa jika mereka menangis, maka akan ada seseorang yang menghampirinya. Kondisi ini menyebabkan anak menunjukkan rasa takut saat melakukan kontak dengan orang asing yang tak dikenal karena otak anak sudah mengunci satu orang sebagai penjaga utamanya. Akibatnya, anak mulai bersikap malu-malu terhadap orang asing dan masih menunjukkan ketakutan terhadap suara keras. 

1 Tahun

Perpisahan dengan orang tua adalah sumber ketakutan terbesar anak pada usia ini hingga berlanjut pada usia 6 tahun. Pada usia ini anak masih sangat tergantung pada orang dewasa dan masih merasa takut dengan suara-suara keras.

2 Tahun

Rasa takut terhadap binatang dan benda-benda yang besar sering mengganggu anak usia 2 tahun. Mereka juga sangat takut dengan ruangan yang gelap. Alarm ketakutan anak akan meningkat ada perubahan dalam lingkungan sekitar mereka. 

3-4 Tahun

Memasuki usia 3-4 tahun, perkembangan otak anak semakin baik sehingga imajinasi anak pun meningkat. Kondisi ini mampu membuat mimpi anak terlihat nyata dan jelas. Misalnya saja bermimpi tentang monster atau hal menakutkan lainnya. Pada usia ini anak bisa saja masih takut dengan tempat gelap, binatang dan topeng. 

5-6 Tahun

Pada usia ini anak mulai merasa takut akan luka fisik dan takut pada “orang jahat”. Hal ini terlihat pada kebiasaan bermain anak yang mulai melibatkan tokoh-tokoh “orang jahat” seperti nenek sihir. Ancaman petir di tengah hujan juga masih membuat merek takut. Pun demikian dengan ide untuk tidur sendiri. 

7-8 Tahun

Memasuki usia 7-8 tahun, anak masih merasa takut untuk berpisah dengan orang lain. Termasuk ketakutan jika dijauhi atau ditinggal teman. Anak juga mulai merasa ketakutan tentang kecelakaan mobil, atau rasa sakit fisik lainnya. Rasa takut dalam kegelapan juga masih dirasakan anak usia 7-8 tahun.  

9-12 Tahun

Usia 9-12 tahun merupakan usia pra remaja. Pada usia ini ketakutan terbesar anak lebih terkait dengan prestasinya di sekolah. Anak mulai takut dengan berbagai ujian sekolah. Anak juga mulai membandingkan dirinya dengan anak-anak lain seusianya. Semakin banyak anak berorientasi terhadap teman sebayanya, semakin banyak anak merasakan ketakutan atau kecemasan pada dirinya sendiri. 

Remaja

Bagi remaja, hubungan pribadi bisa menjadi sumber ketakutan dalam dirinya. Pada usia ini, anak mulai merasa takut dengan isu-isu dunia, misalnya saja isu kesehatan COVID-19 yang sedang kita alami bersama. Kondisi ini merupakan tanda anak mulai dewasa. Beberapa anak mungkin juga mulai merasa takut dengan tahayul-tahayul yang berkembang di sekitar. 

Bagaimana Menghadapi Ketakutan Ini?

  1. Pererat Kelekatan

Bagi anak-anak, obat mujarab dari rasa takut adalah dengan tetap terhubung pada orang dewasa yang menyediakan rasa aman dan nyaman. Maka, penting bagi Parents untuk meningkatkan kelekatan atau kedekatan dengan anak. Pastikan kita mendengar dan hadir secara fisik dan mental bagi anak. 

2. Bermain dengan Rasa Takut

Bermain dengan rasa takut juga bisa digunakan untuk menghadapi ketakutan pada anak. Dengan mencoba dan berdamai dengan rasa takut tersebut, lama-kelamaan diharapkan anak tidak akan takut lagi. Misalnya saja, jika anak takut berada sendirian di tempat gelap, ajak anak bermain petak umpet untuk membiasakan anak dengan tempat tersebut. 

3. Menangis

Membantu anak mengekspresikan rasa takut dengan menangis juga bisa membantu anak menghadapi rasa takutnya. Misalnya, saat anak merasa takut akan tempat gelap, ia bisa bercerita pada kita sambil menangis. 

Nah, selain cara tersebut Anda juga bisa memahami cara lainnya dengan mengikuti workshop online berikut ini. Klik poster pada poster berikut untuk pendaftaran :

 

Baca Juga:

  1. Membantu Anak Mengatasi Rasa Takut Berlebihan
  2. Anak Anda Bicara Sendiri? Jangan Takut, Ini Penjelasannya
Bagaimana Menurut Anda?
+1
0
+1
2
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket