Yuk, Cocokan Pola Asuh dengan Temperamen Anak

Pola asuh antara orang tua satu dengan lainnya pasti berbeda. Ada orang tua yang lebih longgar dalam hal menerapkan aturan pada anak-anak, namun ada juga yang sangat ketat dalam mendisiplinkan anak. Tak jarang nih beberapa orang tua yang cukup ketat mendisiplinkan anak terkesan “cerewet” dalam memberikan arahan. Misalnya, selalu saja mengingatkan anak berkali-kali untuk gosok gigi sebelum tidur

Cara ini dianggap cara yang jitu diterapkan bagi anak yang terkesan “sulit” (difficult) diatur dan cenderung memiliki pengendalian diri yang rendah. Tapi bagaimana dengan anak yang “mudah” (easy) diatur dan cenderung memiliki pengendalian diri baik? Bisa jadi anak yang “mudah” diatur ini justru protes karena dia selalu diingatkan, padahal anak tersebut selalu menggosok gigi sebelum tidur bahkan sebelum orang tuanya mengingatkan.

Liliana Lengua, Ph.D., profesor psikologi mengungkapkan bahwa orang tua yang menawarkan banyak bimbingan dan arahan pada anak yang sudah memiliki kendali diri akan dianggap memberikan kontrol berlebihan dalam hal mendisiplinkan anak. Menurutnya, pola asuh yang tidak sesuai dengan temperamen anak justru akan menimbulkan efek yang berlawanan bagi anak.

Pola asuh memang harus disesuaikan pada tiap anak. Tugas orang tua adalah mencocokan pola asuh tersebut pada tiap-tiap anak. Tidak selalu, pola asuh A cocok bagi si kakak dan si adik. Bisa jadi, Parent perlu menerapkan pola asuh berbeda untuk kedua anak di rumah. Lalu, bagaimana cara mencocokannya? Untuk mencocokan pola asuh pada tiap anak, Anda perlu memahami dan mengenal tipe temperamen anak.

Sayangnya, menurut penelitian yang pada Journal of Abnormal Child Psychology, kebanyakan orang tua belum memahami bahwa pola asuh memang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan temperamen anak. Hal inilah yang kadang menimbulkan masalah di kemudian hari.

Nah, untuk menghindari terjadinya masalah dengan pola asuh terhadap anak, yuk cocokan pola asuh Anda dengan tipe temperamen anak di bawah ini:

√ Anak dengan Temperamen “Difficult

Anak dengan temperamen “difficult” atau sulit memang cenderung rewel, dan cenderung bertindak sesuai suasana hatinya. Nah, hal yang perlu dilakukan Parents untuk menghadapi anak dengan tipe seperti ini adalah

  • Pahami Alasan Anak

Perilaku anak adalah wujud dari temperamennya. Jadi, selalu ingat bahwa anak tidak berperilaku dengan cara tertentu secara sengaja. Untuk itu, cobalah untuk memahami akar penyebab dari perilaku anak tersebut. Sebaiknya bantu anak untuk belajar mengatasi tantangan yang sedang dihadapi.

Misalnya anak sulit sekali diminta untuk menggosok gigi sebelum tidur. Anda perlu mengetahui alasannya. Mungkin saja anak enggan gosok gigi karena rasa pasta gigi yang cukup pedas, atau karena bulu sikat pada sikat gigi anak terlalu keras sehingga menyakiti gusinya. Jika Anda sudah mengetahui alasan pastinya, segera atasi dengan langkah yang tepat.

 

  • Bersabar

Sabar adalah salah satu kunci keberhasilan. Ya, berurusan dengan anak yang “difficult” (sulit) memang penuh tantangan dan butuh kesabaran ekstra. Anda perlu banyak berempati pada perasaan anak dalam situasi yang sulit. Hindari reaksi yang berlebihan saat anak rewel. Sebaliknya tunjukkan sikap yang tenang.

 

Baca juga:

  1. Mengenal Tipe Temperamen Anak
  2. Hadapi Anak “Bossy”? Ini Tips untuk Parents

 

  • Konsisten

Anak yang bertemperamen “difficult” cukup kesulitan menyesuaikan diri dengan rutinitas. Misalnya rutinitas bangun pagi, lalu mandi, sarapan dan lain-lain. Untuk itu, Anda perlu menerapkan aturan yang konsisten. Buatlah jadwal untuk anak, kapan harus tidur, pukul berapa harus bangun, kapan waktunya mandi, makan dan lain sebagainya.

Pastikan Anda memberitahu anak sebelumnya tentang perubahan apapun yang terjadi dalam jadwal untuk membantu anak bersiap. Sebagai contoh, jika tiap hari anak bangun pagi pukul 05.30 dan berangkat sekolah pukul 06.30, namun karena ada acara di sekolah yang mengharuskan anak datang lebih awal, mintalah anak untuk bangun pukul 05.00 dan berangkat pukul 06.00. Anda bisa mengatakannya 1 atau 2 hari sebelum acara berlangsung.

  • Buat Harapan yang Realistis

Kebanyakan orang tua memiliki harapan tertentu pada anak. Sebaiknya harapan ini realistis dan tidak berlebihan. Misalnya, Anda berharap anak akan menuruti aturan yang ada hanya dalam satu atau dua kali arahan, padahal anak bertemperamen “difficult”. Harapan ini tentu saja cukup sulit diwujudkan.

Memiliki harapan yang realistis akan menghindarkan orang tua dari stres jika terjadi keterlambatan tertentu pada anak sikap anak terhadap aturan yang berlaku. Hal ini juga berfungsi agar orang tua mampu merubah beberapa aturan atau gaya hidup untuk membantu anak.

Cara cocokan pola asuh dengan temperamen anak

√ Anak dengan Temperamen “Slow to Warm Up”

Anak dengan temperamen seperti ini biasanya bersifat berhati-hati dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan pengalaman atau perubahan baru. Untuk menghadapi anak dengan temperamen “Slow to Warm Up”, Parents perlu melakukan beberapa hal, yaitu:

  • Terima Sikap Anak

Meskipun anak bersikap lamban dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan cenderung pemalu atau pendiam, jangan pernah memberi anak label “pemalu” atau “pendiam”. Hindari juga membandingkannya dengan saudara yang lain dengan maksud agar anak bersikap berbeda. Sebaliknya fokus pada sikapnya dan latih anak untuk lebih terbuka secara bertahap. Maka lama-kelamaan anak akan bersikap lebih terbuka dengan lingkungannya.

  • Persiapkan Anak Anda

Anak Anda mungkin merasa tidak yakin menghadapi lingkungan baru. Untuk itu, persiapkan dirinya atas apa yang mungkin akan terjadi. Dorong anak untuk mengungkapkan perasaannya terhadap perubahan itu. Jangan mencoba untuk mendorong anak sebagai pusat perhatian. Hal ini akan membuat anak semakin takut dan pemalu.

  • Bersikap Responsif terhadap Anak

Anak Anda mungkin enggan untuk memulai aktivitas baru atau berinteraksi dengan teman baru. Untuk itu, bantu anak mengatasi ketakutan. Katakan pada anak bahwa melakukan aktivitas tertentu itu aman dan bermain dengan teman baru juga hal yang menyenangkan. Hindari sikap over protektif. Hargai sikap dan perilaku anak untuk meningkatkan kepercayaan dirinya dan mempersiapkan untuk pengalaman baru.

Misalnya saat pertama kali masuk TK, anak akan malu-malu berkumpul dan bermain dengan temannya. Anak mungkin memilih hanya mendekati teman dari jarak yang tidak terlalu dekat. Nah, hargai sikapnya, mungkin cara ini digunakan anak untuk mempersiapkan diri menghadapi lingkungan dan pengalaman baru.

√ Anak dengan Temperamen “Easy

Bagi Anda yang memiliki anak dengan temperamen “easy” pasti sudah tahu benar sikap anak. Ya, anak dengan temperamen ini memang biasanya tenang dan bahagia. Apa sih yang perlu dilakukan Parents?

  • Berusaha untuk Tetap Terlibat

Anak dengan temperamen yang mudah memang relatif bisa beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan. Namun, Parents perlu tetap memperhatikannya. Berusahalah untuk tetap terlibat dan tunjukkan minat Anda dalam segala hal yang Ia lakukan. Hindari sikap cuek karena menganggap anak mampu melakukan sesuatu sendiri.

Nah, sekarang Anda memahami bagaimana temperamen anak berperan penting dalam cara anak berhubungan dengan lingkungannya. Untuk itu, lakukan perubahan jika pola asuh Anda belum sesuai dengan temperamen anak.

Atau Parents bisa mengikuti Bedah Buku Parenting No Drama untuk memahami cara mengasuh tanpa drama dan meninggalkan luka. Klik poster untuk pendaftaran. Yuk, buka perspektif baru dalam memberi cinta kasih untuk buah hati.

Bagaimana Menurut Anda?
+1
22
+1
9
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket