Cousin Rivalry: Persaingan Antar Sepupu yang Terbawa Hingga Dewasa

02 Oktober 2021

Persaingan antar saudara kandung itu rasanya sudah wajar, tapi bagaimana jika persaingan terjadi antar saudara sepupu? Benarkah sesama sepupu bisa bersaing?

“Bisa!” 

 Cousin rivalry atau persaingan antar sepupu itu memang nyata dan biasa terjadi jika anak memiliki saudara sepupu dengan usia yang tak jauh berbeda dan memiliki gender yang sama. 

Mengapa Cousin Rivalry Terjadi?

Pemicu utama cousin rivalry adalah “rasa cemburu”. Mungkin berebut perhatian dari Nenek dan Kakek, bahkan perhatian sesama sepupu sangat bisa memicu cousin rivalry ini.

Dinamika keluarga juga mampu memicu persaingan antar sepupu ini. 

Misal, jika sepupu A memiliki prestasi, anggota keluarga lain memuji dan jadi perbincangan di setiap acara keluarga. 

Pujian berlebihan  acapkali membuat orang tua atau anak lain dalam keluarga besar tersebut merasa kurang nyaman, terlebih bila ada “budaya” persaingan antar keluarga.  

Kerap pula dijumpai, ada anggota keluarga besar yang membandingkan antar sepupu. Jadi, wajar rasanya jika persaingan mulai terjadi karena dinamika keluarga besar yang terus berulang dari waktu ke waktu. 

Kapan Anak akan Mengalami Cousin Rivalry?

Cousin rivalry terjadi hampir di semua rentang usia, tentunya bukan saat anak masih bayi.Umumnya, cousin rivalry mulai terlihat saat anak berusia 8-12 tahun.Tak jarang bisa terbawa hingga dewasa. Anak-anak pada usia ini telah cukup dewasa secara perkembangan untuk mengenali bahwa ada perbedaan. Ketidaksetaraan ini mungkin sulit diterima oleh mereka, dan hal ini dapat menimbulkan persaingan. 

Efek Cousin Rivalry 

Persaingan antar sepupu ini dapat menjadi konflik yang lebih besar dan bisa memecah keluarga. Karena tak jarang terbawa hingga anak-anak tumbuh dewasa, belum lagi jika masing-masing orang tua ikut “memanasi” hingga menimbulkan konflik yang lebih serius. 

Anak-anak yang dibesarkan dengan perbandingan antar sepupu umumnya jadi kurang percaya diri dan kerap mengukur keberhasilan dirinya dengan sepupu-sepupu yang lain. 

Bagaimana Mengatasi Cousin Rivalry?

Satu-satunya cara yang secara spontan dapat dilakukan oleh orang tua atau nenek dan kakek saat melihat persaingan antar sepupu adalah membuat anak-anak menghindari situasi yang memicu persaingan. 

Sayangnya, saat semua saudara berkumpul di rumah keluarga besar, “menghindar” bukan lagi cara terbaik untuk mengatasi Cousin rivalry. Alih-alih terus menghindar, orang tua dapat menangani Cousin rivalry dengan beberapa cara berikut:

  • Seimbangkan Persaingan 

Untuk Mengatasi persaingan antar sepupu, sebaiknya seimbangkan persaingan mereka. Artinya, sebisa mungkin bentuk situasi yang adil di antara sepupu. Misalnya, jika ada pertemuan keluarga dimana anak-anak bermain bersama, biarkan mereka menyelesaikan lebih sendiri jika ada konflik. Jangan selalu menyelesaikan masalah mereka langsung, atau selalu memihak kepada anak yang paling muda/kecil. 

 

  • Pertegas Bahwa Kemenangan Bukan yang Utama 

Cousin rivalry bisa saja dipicu oleh nilai-nilai atau dinamika dalam keluarga. Untuk mengatasi cousin rivalry, maka koreksi dulu nilai dan dinamika dalam keluarga. Salah satunya dengan mempertegas bahwa kegembiraan dan kebersamaan adalah hal terpenting dalam keluarga. Lebih  penting dari sebuah kemenangan atau prestasi.

  • Hindari Aktivitas dimana Salah Satu Sepupu Lebih Kuat 

Ingin membuat aktivitas menyenangkan saat bersama dengan saudara lain? Lebih baik hindari aktivitas yang membuat salah satu saudara sepupu lebih unggul daripada saudara yang lain. Misalnya, jika salah satu sepupu sudah pandai berhitung sedangkan yang lain belum, maka hindari permainan yang menjadikan hitungan sebagai dasar. 

  • Kenalkan anak-anak dengan Elemen Keberuntungan 

Salah satu sepupu termuda mungkin merasa “anak bawang” karena sepupu lainnya selalu menang dalam permainan. Parents bisa membantunya dengan mengajak anak-anak bermain permainan lain yang lebih mengandalkan keberuntungan.

  • Hindari Memuji Berlebihan dan Berhenti Membandingka

Cara lain untuk mengatasi Cousin rivalry adalah dengan menghindari memuji berlebihan. Parents bisa mengajak anak untuk memberikan selamat jika ada sepupu yang meraih kemenangan atau prestasi. Tetapi tidak perlu membandingkan anak dengan sepupu lain. Karena ini adalah salah satu pemicu cousin rivalry jadi mengakar sampai mereka tumbuh dewasa. 

Bukan hanya saudara kandung yang bersaing (Sibling rivalry), nyatanya sesama sepupu juga bersaing. Persaingan antar sepupu ini bisa Parents kurangi dengan menerapkan beberapa tips di atas saat sedang berkumpul bersama.

Tak hanya itu, alih-alih selalu membandingkan anak dengan saudara atau sepupu, yuk kita pahami bagaimana pola asuh yang tepat untuk setiap anak. Sebab, setiap anak itu unik dan perlu pengasuhan dengan tipe berbeda sesuai dengan temperamen anak. Bagaimana menerapkan pola asuh yang tepat untuk tipe temperamen yang berbeda? Pahami di buku Parenting No Drama halaman 5-25. Klik poster berikut untuk pemesanan

Baca Juga:

  1. Mengenal “Big Sibling Blues”: Langkah Kurangi Iri Pada Anak
  2. Ingin Anak-Anak Terus Akur? Stop Lakukan 6 Hal Ini
Bagaimana Menurut Anda?
+1
4
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket