Berikut jawaban dari bu Melisa: Journaling menjadi media bagi kita untuk bisa memahami situasi - persepsi - emosi dan perilaku secara terstruktur. Dengan dapat mengidentifikasi pola tersebut sebenarnya secara tidak langsung kita mencoba belajar menvalidasi emosi yang dirasakan. Biasanya kalau sudah memunculkan emotion addiction, pemikiran yang terlintas sifatnya irasional sehingga perlu evaluasi ulang. Proses menyadari situasi - persepsi - emosi dan perilaku menjadi dasar sebelum pada akhirnya kita menantang pemikiran irasional menuju rasional guna menghasilkan emosi yang terkontrol.

Berikut jawaban dari bu Melisa: Kita kembali lagi ke pengertian dari emotion addiction yaitu ketergantungan pada emosi tertentu yang dirasakan oleh individu dengan dua karakteristik (dependence & withdrawal). Pribadi yang pendiam (ini jg perlu digali definisi pendiam yang dimaksud seperti apa) tidak serta-merta dikategorikan emotion addiction karena tidak memenuhi definisi diatas. Ada saja pribadi yang pendiam namun TAHU cara regulasi emosi yang dirasakannya secara tepat sehingga tidak mengalami ketergantungan emosi tertentu, begitupun sebaliknya. Jadi kita kembali lagi pada konteks pengertian emotion addiction ya :)